Beratnya Jadi Pelajar di Indonesia


Sampai sebelum saya menulis tulisan ini,tak pernah sedikitpun terlintas di benak saya bahwa pendidikan yang ada di negara kita ini merupakan salah satu yang terberat di dunia.Menemukan satu artikel di suatu forum yang mengatakan demikian.Segera saya googling untuk mencari kebenarannya.Apa yang saya temukan ternyata merupakan fakta yang sangat memprihatinkan,bahkan menurut ukuran saya sendiri.


Pertama,pendidikan di Indonesia memang yang terberat di dunia.Kedua,banyak pelajar Indonesia yang berhasil jadi juara olimpiade internasional tak diketahui lagi rimbanya.Berita mengejutkan tentu datang dari Christopher.Berjubah kebesaran ilmu di otak encernya,ia mati mengenaskan di tangan seorang pencuri.Ketiga,mutu pendidikan kita masih masuk "klasemen bawah" dalam percaturan pendidikan dunia.Mari kita bahas satu per satu secara mendalam.


1.Pendidikan "terberat"
Sebenarnya saya juga tidak tahu apa yang masuk kategori terberat itu.Namun perlu disampaikan disini bahwa pendidikan dasar dan menengah kita memang berat.Sepupu saya berumur 8 tahun bahkan kesulitan mengerjakan soal perkalian yang sangat sederhana karena cara yang lazim kita pakai tidak sesuai dengan pedoman di buku cetaknya.Parahnya,guru tersebut pun tidak mau diajak untuk berdiskusi untuk mengerjakan  soal tersebut dengan cara sederhana dengan alasan: TIDAK SESUAI BUKU CETAK.


Bagi saya itu membingungkan sebab tujuan pendidikan adalah mencerdaskan bangsa,bukan mempersulit pemahaman pelajarnya.parahnya seorang guru pernah mencoba menimbang isi tas anak TK dan SD di Jakarta dan ia mengatakan bahwa rata-rata mereka membawa beban 2,5 kg di pundak mereka.


Sudah begitu keberadaan buku cetak yang sangat tebal dan minim isi menyulitkan guru untuk menjelaskan materi secara gamblang.Sebab tidak jarang dalam satu buku cara pengerjaan soal yang satu dan yang lain bertentangan dan salah secara teori.Akibatnya guru yang mengajar pun memberikan pengetahuan yang salah kepada murid.Terlebih beban satuan pendidikan pelajar Indonesia sangat banyak.Sebagai contoh di SMU pelajar mendapatkan 16-20 mata pelajaran.di SMK sekitar 28 peljaran.Namun hanya 6 mata pelajaran yang wajib lulus.Sementara pelajaran lain rebutan untuk masuk ke otak pelajar Indonesia yag lelah dan terintimidasi oleh kata :LULUS atau TIDAK LULUS.


Di Indonesia,pelajaran yang seharusnya menarik seperti sejarah ataupun geografi berubah jadi momok menakutkan akibat dari guru pengampu yang kurang kompeten sehingga kelas yang seharusnya rileks dan fun berubah jadi neraka menakutkan bagi para siswa.


2. Juara Olimpiade Internasional
Perlu diketahui sejak kembalinya Prof Yohaness Surya ke Indonesia,prestasi pelajar Indonesia di bidang sains sering membuat dunia berdecak kagum.Bagaimana tidak,sebuah negara berkembang yang penuh dengan korupsi dan perilaku keji lainnya,mampu mencuat ke langit dunia berkat prstasi-prestasi pelajarnya yang tidak bisa dianggap sebelah mata.


Namun pertanyaannya kemanakah mereka setelah menjadi juara olimpiade?Apa pemerintah peduli terhadap perkembangan intelektual mereka demi membangun Indonesia yang lebih maju secara sains dan teknologi.Rasanya tidak.Setahu saya para juara hanya masuk koran beberapa kali,diundang dan diajak berfoto dengan menteri-menteri dan diberi kelakar pendidikan mereka selanjutnya akan dibiayai.


Inilah Indonesia,negara dimana ketika orang di puncak semua merasa seolah-olah punya andil besar dalam pencapaian itu.Tapi ketika mereka kesusahan,bahkan beruk pun enggan mendekati mereka.


Sekadar Anda ketahui saja, aljabar yang kita pelajari di level SMP di sini ternyata baru diajarkan pada level SMA di negara-negara lain.Bahkan menerut Rhenald Khasali,anak-anak di Amerika Serikat baru mendapatkan diferensial dan integral di tingkat universitas.Kita bahkan mempelajarinya berbarengan dengan matriks bersamaan dengan integral dan differensial sejam SMU.


Jadi dengan beratnya beban pelajaran tersebut rasanya kita harusnya sudah pergi bulan atau kirim orang pertama ke planet Mars.Kenyataanya tidaklah demikian,kita bahkan tertatih-tatih untuk sekedar mengejar ketertinggalan dari negara tetangga yang lebih maju sistem pendidikannya.


3. Menuju Indonesia Hebat
Indonesia Hebat,mungkin sebuah kelakar yang agak garing di tengah himpitan ekonomi dan carut-marutnya kondisi politik negara kita.Tapi apa salahnya berharap dan optimis bangsa ini akan keluar dari segala keterbatasan yang menghimpit dan menjadi Macan Dunia,bukan lagi Macan Asia seperti yang sering digaungkan politikus saat mau pemilu.Sudah saatnya kita bergerak,sudah saatnya kita maju.


Pendidikan bukan hanya apa yang kita dapatkan di bangku sekolah maupun banguku kuliah.Pendidikan untuk menjadi manusia yang hebat didapat dari pengalaman,kepedulian,mind-set,serta keinginan untuk terus belajar dan maju mengembangkan potensi diri.satu orang hebat bukan apa-apa,tapi jika ada sedikitnya 50 juta orang dari populasi kita hebat,mungkin kita bisa merubah dunia.
Tag : Opini
4 Komentar untuk "Beratnya Jadi Pelajar di Indonesia"

Ane setuju banget gan..
Terlalu membebani

betul gan..
pendidikan indonesia sangat membebani peserta didik

eah smg pendidikan di tangan anak2 muda yang kelak jadi pemimpin akan berubah mjd paradima yang meng orientasikan ilmu..bkan orientasi pada bku..hehehe salam gaaan

Yelah lenje amat tong

Silahkan Berkomentar.
Jangan Lupa untuk Follow Twitter kami @gsriwijaya.
Yang follow silahkan mention,akan kami follow balik.Terima kasih

Back To Top